Menu
Your Cart

10 Filosofi Hidup Orang Jawa

10 Filosofi Hidup Orang Jawa
100% ORIGINAL
10 Filosofi Hidup Orang Jawa
Rp59,000
Rp44,250
Hemat Rp14,750 (25%)
Pengiriman Ke DKI JAKARTA
Ongkos Kirim Rp 0
Khusus member Grobprime (GRATIS TRIAL)
JOIN

Deskripsi

Orang Jawa tak hanya berarti orang yang hidup di tanah Jawa. Orang Jawa ialah orang yang bahasa ibunya adalah
bahasa Jawa. Jadi, orang Jawa adalah penduduk asli bagian tengah dan timur Pulau Jawa yang berbahasa Jawa. Pada zaman sekarang, banyak orang Jawa hidup di luar pulau dan sebagian besar mereka tetap mempertahankan bahasa dan adat istiadat mereka.

Dalam wilayah kebudayaan, Jawa dibedakan menjadi penduduk pesisir utara yang banyak berhubungan dengan perdagangan dan nelayan. Di tempat ini pengaruh Islam lebih kuat menghasilkan bentuk kebudayaan Jawa yang khas, yaitu kebudayaan pesisir.

Secara geografis, suku Jawa mendiami tanah Jawa yang meliputi Surakarta, Yogyakarta, Banyumas, Kedu, Madiun,
Kediri, dan Malang. Surakarta dan Yogyakarta adalah dua bekas kerajaan Mataram abad ke-16, yang merupakan pusat kebudayaan Jawa. Sedangkan di luar wilayah, dinamakan wilayah pesisir dan ujung timur.

Orang Jawa dibedakan dalam dua golongan sosial, yaitu wong cilik (orang kecil atau rakyat) yang terdiri dari sebagian besar petani dan mereka yang berpenghasilan rendah di kota. Golongan kedua adalah priyayi, biasanya terdiri dari pegawai dan orang-orang intelektual. Selain itu, masih ada kelompok ketiga yang kecil, tapi tetap mempunyai prestise cukup tinggi, yaitu kaum ningrat (ndara). Gaya hidup kaum ningrat tidak berbeda jauh dari kaum priyayi.


Lapisan-lapisan sosial ekonomi ini masih dibedakan lagi menjadi dua kelompok berdasarkan faktor keagamaan.
Keduanya merupakan pemeluk agama Islam. Golongan pertama biasa disebut Jawa kejawen atau “abangan”. Golongan ini dalam kesadaran dan cara hidupnya lebih ditentukan oleh tradisi-tradisi Jawa pra-Islam. Golongan kedua disebut santri. Mereka memahami diri sebagai orang Islam dan berusaha untuk hidup sesuai dengan ajaran Islam. Keagamaan orang-orang desa ditentukan oleh kepercayaan bahwa apa saja yang berhayat, berjiwa, dan punya kekuatan-kekuatan alam merupakan ungkapan kekuatan rohani. Mereka juga percaya terhadap eksistensi jiwa pribadi manusia yang mana sesudah kematiannya akan tetap tinggal di dekat desa dan tetap memerhatikan kehidupan. Penghormatan terhadap nenek moyang mempunyai nilai yang penting dalam kehidupan keagamaan desa.

Ulasan

Tulis Ulasan

Silahkan login atau daftar untuk mengulas