Menu
Your Cart

Guru 12 Purnama

Guru 12 Purnama
Guru 12 Purnama
100% ORIGINAL
Guru 12 Purnama
Guru 12 Purnama
Guru 12 Purnama
Rp40,000
Rp30,000
Hemat Rp10,000 (25%)
Pengiriman Ke DKI JAKARTA
Ongkos Kirim Rp 0
Khusus member Grobprime (GRATIS TRIAL)
JOIN

Deskripsi

"Bu Guru, cita-cita hanya orang kaya saja yang punyakah?" tanya murid di MIN Lasalimu, Buton. Sebuah tanya polos dari anak-anak Bajo yang mungkin tidak akan terucap dari kebanyakan anak-anak Indonesia. Meninggalkan bangku sekolah dan memilih melaut bersama sang ayah, fenomena biasa bagi anak-anak Bajo. Bangku sekolah dan bercita-cita barang mewah bagi mereka.

Kadang anak-anak Indonesia itu sudah ceria duduk di bangku sekolah. Beranjak ingin pintar meski dengan cara amat tertatih-tatih. Sayang, guru-guru mereka kerap tidak bersabar. Seperti tutur menyentak seorang guru dari murid bernama Syakila di Sambas. "Dia memang susah diajar, Bu. Gara-gara sakit, IQ-nya makin rendah."

Tahukah kita di pelosok Banten ada Juju, murid yang harus menerabas lebatnya hutan berkilo-kilometer demi bisa belajar di sekolah? Seorang diri melalui belantara hingga dia pun menginap dari rumah ke rumah di perkampungan tempat sekolahnya berada. Menumpang hidup dengan orang-orang asing, yang beruntung amat baik menerima kehadiran Juju. Hanya sehari dalam sepekan dia pulang untuk bertemu orangtua dan adik tercinta.

Dengan gigihnya perjuangan anak-anak Indonesia, sayangnya guru-guru mereka ajarkan ketidakjujuran. Danil harus rela hatinya dikoyak-koyak lantaran menerima kenyataan yang harus dihadapi. Rekan-rekan gurunya membetulkan lembaran jawaban Ujian Nasional siswa demi nama harum sekolah hingga pejabat.

Mengisi menit demi menit hingga purnama bergulir selam dua belas hitungan di almanak, anak-anak muda yang bernaung dalam Sekolah Guru Indonesia menghadapi wajah pendidikan sebenarnya di negeri ini. Dalam dua belas purnama, ada suka dan duka; ada manis dan pahit; ada tawa dan tangis. Bersama anak-anak yang untuk bermimpi pun takut; bersama anak-anak yang kadang kadung dianggap bodoh ataupun bandel; bersama guru-guru yang masih simpan idealisme meski tanpa bantuan memadai dari pemerintah. Dan, tentunya, bersama indahnya alam di pelosok Nusantara, yang sayangnya para penghuninya lupa untuk menjaga itu semua.

Ulasan

Tulis Ulasan

Silahkan login atau daftar untuk mengulas