Kusebut Namamu di Multzam

Sinopsis

Aku berdiri menghadap Multazam, tergugu melantunkan bait-bait doa. Tak lagi kuhiraukan

orang yang berlalu lalang untuk menyelesaikan tawafnya, tak kudengar lagi suara jamaah

yang masih membaca doa-doa tawaf mereka. Suara-suara itu seperti hilang begitu saja. Dan

aku berada di ruang kosong. Hanya ada aku dan tarikan napas dengan isak tangisku.

Tanpa sengaja, satu nama yang sebelumnya tidak pernah hadir dalam mimpiku,

kusebut di sini, di Multazam. Seketika tubuh ini luruh, bersimpuh dihadapanNya. Rabb, jika

dia adalah yang terbaik untuk dunia dan akhiratku, maka pertemukan kami dalam keadaan

yang baik, dalam keadaan telah siap menerima satu sama lain untuk menjadi pasangan halal.

Dan jadikan kami hambaMu yang semata-mata mengharap ridhoMu.

Aku di sini bersamamu dan mendengar harap dan pintamu pada Rabbul Izzati. Di

Multazam ini, harapan dan doa yang sama kupanjatkan padaNya. Di depan rumah Allah ini,

kubuat sebuah janji akan menjagamu sepanjang hidupku dan menjadikanmu sebagai bidadari

surgaku.

Suara itu begitu sangat jelas terdengar di telingaku. Bukan berupa bisikan, tapi kata-

kata tegas dari seseorang. Aku mencari sumber suara. Tapi di ruang kosong itu hanya ada

aku. Lantas suara siapa tadi? Dan ke mana jamaah yang lain?