Chiang Mai (Pencarian atas sebuah rasa)

Em dan Kaeo bersahabat baik, bahkan layaknya saudara kandung.

Em, si anak baik yang memiliki kehidupan sempurna. Dianugrahi kepintaran, keluarga harmonis, ayah dan ibu yang sangat menyayangi, dan harta yang melimpah.

Kaeo, si anak berandalan yang kehidupannya sangat suram. Kedua orang tuanya bercerai saat dia masih kecil, ibunya menjadi PSK dan ayahnya pergi entah ke mana. 

Meskipun bersahabat, Em dan Kaeo mempunyai pandangan sendiri tentang ‘kehidupan yang sempurna’. 

Bagi Em, hidup sempurna itu bebas seperti Kaeo. Tanpa ada yang mendiktenya, tanpa kekangan orang tua. Bagi Kaeo, hidup sempurna itu seperti Em. Memiliki orang tua yang perhatian, penyayang, serta tak kekurangan materi.

Muak dengan sikap overprotektif orang tuanya, Em berniat kabur setelah lulus sekolah. Ia ingin pergi ke Chiang Mai. Ingin hidup mandiri sekaligus mencari kekasih yang dikenalnya lewat dunia maya, Nok, yang tiba-tiba memutuskannya secara sepihak. Kaeo menyetujui keinginan Em itu. Ia sendiri memang berencana ke Chiang Mai untuk mencari sang ayah. Ia ingin tahu alasan sebenarnya laki-laki itu meninggalkan dirinya dan ibunya. 

Namun, rupanya, pergi ke Chiang Mai adalah ide yang buruk. Tak ada yang berjalan lancar selama mereka di sana. Em harus patah hati saat mengetahui siapa Nok sebenarnya. Kaeo juga harus menelan pil pahit tentang sosok ayahnya. Ditambah lagi Em babak belur setelah dihajar seseorang.

Keduanya putus asa. Haruskah mereka kembali dengan risiko diamuk orang tua Em dan Em kehilangan kebebasannya? Atau ... tetap bertahan di Chiang Mai bagaimanapun caranya?
Em dan Kaeo benar-benar berada di ujung tanduk.