100% ORIGINAL
Babad Tanah Leluhur (Menelusuri Jejak Kehidupan Masyarakat Jawa Kuno)
- Stock: Gudang Penerbit
- Penulis: Dr. Purwadi, M.Hum
- Penerbit: Shira Media
- Model: 9786021142417
Rp69,000
Rp51,750
Pengiriman Ke DKI JAKARTA Ongkos Kirim Rp 0 Khusus member Grobprime (GRATIS TRIAL) | JOIN |
Deskripsi
Kehidupan masyarakat Jawa Kuno secara sosiologis dibagi menjadi tiga golongan, yaitu begawan, bangsawan, dan
kawula dasih.Golongan begawan tinggal di pertapaan yang sunyi demi mahas ing asepi, meninggalkan kenikmatan duniawi
dan mengarungi laku batin. Keluhuran wibawa para begawan ini bagai dhedhep tidhem premanem, menghentikan semilir angin dan tak menggoyang semayam dedaunan saat ia berada
di suatu tempat. Bahkan awan gemawan miyak nganan ngering, memberi jalan saat ia lewat.
Adapun golongan bangsawan Jawa Kuno merupakan trahing kusuma rembesing madu yang memiliki tekad dan pengabdian yang kokoh. Demi kedamaian negara dan dunia, mereka rela rawe-rawe rantas malang-malang putung, meski harus mengorbankan jiwa dan raga. Dengan semboyan wedi wirang wani mati, prestasi di atas prestise, kehormatan lebih utama ketimbang kenikmatan sesaat. Integritas, kapabilitas, kapasitas, dan moralitas kaum ningrat ini benar-benar dijaga dengan penuh waspada, mulat sarira hangrasa wani.
Sedangkan golongan kawula dasih terdiri atas beraneka ragam bidang profesi seperti pertanian, pertukangan, dan perdagangan. Pertanian Jawa memang terkenal loh jinawi karena tanahnya yang demikian subur. Bidang pertukangan dikerjakan oleh kaum teknokrat dan teknolog sehingga mencapai hasil maksimal nan bernilai abadi. Sebagai contoh adalah mahakarya Candi Borobudur dan Prambanan.
Di wilayah pesisir, masyarakat Jawa Kuno memutar roda bisnis dan perdagangan dengan baik berkembang pesat. Semua profesi yang dilakukan para kawula dasih ini berjalan secara berkesinambungan sehingga terwujudlah negara yang aman nan tenteram.
Buku ini memberikan gambaran eksotis tentang kehidupan masyarakat Jawa Kuno yang sangat kosmopolit namun tetap berakar pada nilai budaya lokal, sebagai sarana untuk memayu hayuning bawana.
kawula dasih.Golongan begawan tinggal di pertapaan yang sunyi demi mahas ing asepi, meninggalkan kenikmatan duniawi
dan mengarungi laku batin. Keluhuran wibawa para begawan ini bagai dhedhep tidhem premanem, menghentikan semilir angin dan tak menggoyang semayam dedaunan saat ia berada
di suatu tempat. Bahkan awan gemawan miyak nganan ngering, memberi jalan saat ia lewat.
Adapun golongan bangsawan Jawa Kuno merupakan trahing kusuma rembesing madu yang memiliki tekad dan pengabdian yang kokoh. Demi kedamaian negara dan dunia, mereka rela rawe-rawe rantas malang-malang putung, meski harus mengorbankan jiwa dan raga. Dengan semboyan wedi wirang wani mati, prestasi di atas prestise, kehormatan lebih utama ketimbang kenikmatan sesaat. Integritas, kapabilitas, kapasitas, dan moralitas kaum ningrat ini benar-benar dijaga dengan penuh waspada, mulat sarira hangrasa wani.
Sedangkan golongan kawula dasih terdiri atas beraneka ragam bidang profesi seperti pertanian, pertukangan, dan perdagangan. Pertanian Jawa memang terkenal loh jinawi karena tanahnya yang demikian subur. Bidang pertukangan dikerjakan oleh kaum teknokrat dan teknolog sehingga mencapai hasil maksimal nan bernilai abadi. Sebagai contoh adalah mahakarya Candi Borobudur dan Prambanan.
Di wilayah pesisir, masyarakat Jawa Kuno memutar roda bisnis dan perdagangan dengan baik berkembang pesat. Semua profesi yang dilakukan para kawula dasih ini berjalan secara berkesinambungan sehingga terwujudlah negara yang aman nan tenteram.
Buku ini memberikan gambaran eksotis tentang kehidupan masyarakat Jawa Kuno yang sangat kosmopolit namun tetap berakar pada nilai budaya lokal, sebagai sarana untuk memayu hayuning bawana.
Ulasan
Tags: Dr. Purwadi,
M.Hum,
Shiramedia,
BK10