Mae kembali ke Jati saba dengan membawa mimpi-mimpi. Ia menyebar angan tentang pekerjaan bagus, gaji besar, dan kehidupan layak di luar negeri. Mae menebar utopia, berharap orang-orang terjebak masuk dalam praktik perdagangan manusia. Mae tidak punya pilihan. Mayor Tua, bosnya, menawan kebebasannya...