Adinda Balsam merasa dunianya tak cuma satu, tapi
tiga. Dunia tempat kakinya berpijak, dunia tempat
kepalanya tinggal, dan dunia tempat keduanya tindih menindih. Dunia di kepala Balsam penuh imajinasi dan pertanyaan yang tak berkesudahan.Bermula dari bujukan seorang teman, Adinda Balsam
akhir..