Search

Sebuah kisah yang terjadi di Yokohama, tahun Meiji 26 (1873). Berawal dari seorang anak dari keluarga samurai bernama Yuiko, yang mendatangi toko barang antik, Galeri Kirishima, untuk menjual lukisan, yang dibelinya dengan berutang. Di sana Yuiko bertemu dengan pemuda blasteran bernama Miharu, pemil..

Yokohama, tahun Meiji 26 (1873). Yuiko yang masih bekerja di Galeri Kirishima, mulai menyukai Miharu, pemilik toko tersebut. Di saat seperti itu, datanglah seorang penyanyi barat bernama Lyra yang begitu memesona. Sepertinya Lyra juga tertarik pada Miharu... Adakah itu membuat hubungan antara Miharu..

Akhirnya Yuiko dan Miharu bisa saling memahami satu sama lain. Namun, terjadi keributan tentang kasus pemalsuan uang kertas di pemukiman orang asing yang ada di dekat galeri Kirishima. Pada saat kasus itu terjadi, Miharu memulai bisnis baru dengan “Orang Tiongkok” yang ternyata berkaitan dengan ..

Yokohama, tahun Meiji 26 (1873). Yuiko yang bekerja di Galeri Kirishimadou untuk melunasi utangnya, semakin hari semakin memahami sifat majikannya, Miharu. Sampai suatu hari, Miharu mendapat panggilan pekerjaan dari orang asing bernama Wentworth, namun ternyata memiliki motif lain di balik kesempata..

Eges adalah seorang anak gelandangan yang biasa berkeliaran di lampu-lampu merah Jakarta. Kehidupan lapangan yang keras dan liar membuat Eges punya keberanian ekstra, amun eges tetaplah seorang bocah bagi Ibu. Ibu melihat Eges seperti melihat kehidupan burung-burung kecil yang terbang bebas di udara..

With lots to see and heaps to do, in Busy Beach children really can join in by pushing, pulling and turning the tabs to bring the seaside to life. Build a sandcastle, kick a beach ball around and stop off to buy an ice cream. Children will love playing with this bright and colourful board book with ..

“Mengapa dia lebih beruntung? Mengapa dia lebih cantik? Dan mengapa saya tidak sebahagia dia? Apakah Allah tidak sayang pada saya?” Barangkali kita pernah dihinggapi pertanyaan semacam itu. Percaya atau tidak, setiap kita diberikan kebahagiaan sesuai dengan porsi masing-masing. Belum tentu merek..

Jika kusisipkan Huruf Itu di antara huruf D dan huruf L, maka kita akan ingat pada orang-orang yang tak mampu lafalkan huruf R. Itu jugalah yang dialami warga Wiranacita. Namun, alih-alih huruf R, yang jadi tumbal adalah Huruf Itu. Lidah kami bukan lidah pilihan. Lidah rakyat sudah dilumpuhkan habis..