Mozaik Pemikiran Sumaryoto

"Mas Sumaryoto adalah seorang nasionalis yang tak jemu-jemunya menyoalisasikan warisan Bung Karno, terutama Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika."
(Sidarto Danusubroto, Ketua MPR RI)


"Pak Sumaryoto buka politisi kacangan. Meski berpindah-pindah daerah pemilihan, namun ia tetap terpilih dan menjadi anggota DPR selama tiga periode (1999-2004, 2004-2009, dan 2009-2014). Sebagai politisi yang berlatar pengusaha, Sumaryoto juga bisa menghindari conflict of interest."
(Puan Maharani, Ketua DPP/Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR RI)


"Dari pengenalan saya, Sumaryoto memang pribadi yang unik. Ia melintasi tiga kategorisasi sekaligus golongan masyarakat ala antropolog Clifford Geertz. Dalam bukunya, "The Religion of Java", Geertz menggolongkan masyarakat Jawa ke dalam tiga kategori, yakni "santri", "abangan", dan "priyayi".
(Amir Machmud NS, Pemimpin Redaksi Suara Merdeka)


"Kita harus mengaitkan unsur-unsur mozaik pemikiran Sumaryoto dengan harapan-harapan komunikasi politik mutakhir, di dalam empat hal: (1) involvement with a Specific Character; (2) involvement with the Narrative; (3) and viewer/audience's Emotional Reaction to the Narrative; (4) producing Entertainment Education (EE Effect)."
(Effendi Gazali, Ph.D., Pakar Komunikasi Politik, Dosen Universitas Indonesia)


"Di samping menghidupkan seni wayang dan seni pedalangan, Pak Sumaryoto juga menghidupi para seniman, khususnya dalang. Komitmen Pak Sumaryoto dalam nguri-uri budaya Jawa sangat membanggakan. Maka sangat layak beliau mendapat gelar kebangsawanan Kanjeng Pangeran dari Sri Susuhunan Pakubuwono XII."
(Ki Anom Suroto, dalang kondang asal Solo, Jawa Tengah)