Kambing Peranakan Etawah: Kepala Hitam atau Cokelat

Kambing Peranakan Etawah atau lebih dikenal dengan nama kambing PE merupakan salah satu plasma nutfah kambing lokal yang banyak dikembangkan oleh peternak di berbagai wilayah di Indonesia sebagai penghasil daging, susu, dan juga dimanfaatkan sebagai ternak kontes dengan nilai jual yang mencapai puluhan juta. Salah satu fenomena menarik yang terjadi pada peternak kambing PE adalah adanya preferensi peternak untuk memilih kambing PE berdasarkan pada warna rambutnya.

Preferensi peternak tersebut merupakan salah satu kearifan lokal dalam memilih kambing PE, hal ini kemungkinan didasari oleh pengalaman peternak dalam memelihara kambing PE dengan berbagai warna rambut yang telah berlangsung lama bahkan bersifat turun-temurun sehingga sampai pada satu kesimpulan bahwa kambing PE dengan warna tertentu mempunyai produktivitas yang lebih baik. Walaupun demikian, ditinjau dari sudut pandang ilmu pengetahuan, preferensi tersebut belum pasti benar karena harus dibuktikan melalui suatu penelitian yang berkesinambungan sehingga perlu dikaji lebih mendalam apakah perbedaan warna rambut benar-benar mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kambing PE.

Buku ini ditulis dan disusun untuk menjawab adanya fenomena tersebut. Buku ini berisi mengenai informasi-informasi berdasarkan hasil penelitian dan kajian ilmiah yang telah dilakukan terhadap kambing PE dengan pola warna rambut hitam-putih, cokelat-putih dan rupa-rupa. Buku ini terdiri dari 9 bab di dalamnya yang mengulas mengenai sejarah perkembangan kambing etawah, sejarah perkembangan kambing Peranakan Etawah (PE) di Indonesia, karakteristik Kambing PE, peranan ternak kambing bagi masyarakat, persepsi peternak terhadap warna rambut kambing PE, produktivitas induk dan anak kambing PE yang ditinjau dari perbedaan warna rambut serta analisis genetik molekuler kambing PE berdasarkan perbedaan warna rambut.

Buku ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai produktivitas kambing PE dengan pola warna rambut hitam atau cokelat. Dengan demikian, dapat dijadikan pedoman dan acuan bagi pembaca dalam memilih kambing PE yang cocok untuk dikembangkan sesuai tujuan pemeliharaannya.