100% ORIGINAL
Centhini Tambangraras-Amongraga Jilid VIII
- Stock: Gudang Penerbit
- Penulis: Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Amangkunagara III
- Penerbit: UGM Press
- Model: 9789794206034
Rp63,000
Rp43,470
Pengiriman Ke DKI JAKARTA Ongkos Kirim Rp 0 Khusus member Grobprime (GRATIS TRIAL) | JOIN |
Deskripsi
Seh Amongraga pergi meninggalkan isterinya diiringi oleh dua pengikutnya. Mereka sampai di Hutan Kabarehan. Seh Amongraga masuk ke Hutan Kabarehan diiringi oleh Ki Arisbaya. Di dalam hutan, ia menyaksikan berbagai macam makhluk halus.
Seh Amongraga terus berjalan hingga sampai ke berbagai gunung dan masuk ke banyak gua. Kemudian, Seh Amongraga sampai di lereng Gunung Lawu dan bertemu dengan Wasi Wregasana. Wasi Wregasana memberikan uraian Pakuwon dan pengetahuan tentang hari naas. Wasi Wregasana kagum dengan ilmu yang dimiliki oleh Seh Amongraga. Wasi Wregasana kemudian masuk Islam dan berganti nama menjadi Wregajati serta mengikut perjalanan religius Seh Amongraga.
Sepeninggalan Seh Amongraga, mertua serta istrinya sangat sedih. Niken Tambangraras lupa makan dan tidur, hanya shalat, mengaji Al-Quran, dan bersedekah kenduri selamatan.
Jayengresmi, Jayengraga, Kulawirya, dan Nuripin pergi mencari Seh Amongraga. Dalam perjalanan itu, Jayengraga dan Kulawirya tergoda berbuat tidak senonoh karena nafsu berahinya.
Seh Amongraga terus berjalan hingga sampai ke berbagai gunung dan masuk ke banyak gua. Kemudian, Seh Amongraga sampai di lereng Gunung Lawu dan bertemu dengan Wasi Wregasana. Wasi Wregasana memberikan uraian Pakuwon dan pengetahuan tentang hari naas. Wasi Wregasana kagum dengan ilmu yang dimiliki oleh Seh Amongraga. Wasi Wregasana kemudian masuk Islam dan berganti nama menjadi Wregajati serta mengikut perjalanan religius Seh Amongraga.
Sepeninggalan Seh Amongraga, mertua serta istrinya sangat sedih. Niken Tambangraras lupa makan dan tidur, hanya shalat, mengaji Al-Quran, dan bersedekah kenduri selamatan.
Jayengresmi, Jayengraga, Kulawirya, dan Nuripin pergi mencari Seh Amongraga. Dalam perjalanan itu, Jayengraga dan Kulawirya tergoda berbuat tidak senonoh karena nafsu berahinya.